A.
Definisi Kelompok
Robbins (2009: 356) menyatakan bahwa kelompok (group) didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang
berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
Menurut Muzafer Sherif, kelompok
adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di
antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma
tertentu.
Menurut De Vito (1997),
kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota
untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu
sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau
struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan
yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan
bagi semua anggotanya.
Sementara Gibson (1995)
memandang kelompok dari empat kelompok prespektif, diantaranya :
1. Dari sisi persepsi, kelompok
dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang saling berinteraksi satu
sama lain, dimana masing-masing anggota menerima kesan atau persepsi dari
anggota lain.
2.
Dari sisi organisasi, kelompok adalah
suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa fungsi, mempunyai standar
dari peran hubungan di antara anggota.
3. Dari sisi motivasi, kelompok
dipandang sebagai sekelompok individu yang keberadaannya sebagai suatu kumpulam
yang menghargai individu.
4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa
inti dari pengelompokkan adalah interaksi dalam bentuk interpedensi.
Dari beberapa pandangan
tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok itu adalah kumpulan
individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh
perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
B.
Klasifikasi Kelompok
Kelompok-kelompok di dalam
organisasi secara sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh
manajemen selaku bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu,
kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan organisasi informal.
Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam organisasi
dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan norma
perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal
organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan
informal.
1. Kelompok
Formal
Kelompok formal yaitu
kelompok-kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi, dengann
penentuan tugas berdasarkan penunjukan penugasan kerja. Kebutuhan dan proses organisasi menimbulkan
formulasi tipe – tipe kelompok yang berbeda–beda. Khususnya ada dua tipe
kelompok formal, di antaranya :
a. Kelompok
Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh
bagan organisasi. Kelompok terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada
seorang supervisor tertentu. Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan
supervisor, atau antara seorang perawat senior dan bawahannya, merupakan
kelompok komado.
b.
Kelompok Tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para
karyawan yang bekerja – sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek
tertentu. Misalnya, kegiatan para karyawan administrasi dalam perusahaan
asuransi pada waktu orang mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang
harus dilaksanakan
2. Kelompok
Informal
Kelompok informal yaitu perhimpunan
yang tidak terstruktur secara formal maupun secara organisasional. Dengan
perkataan lain, kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan sengaja,
tetapi muncul secara wajar.
Orang mengenal dua macam kelompok
informal khusus diantaranya:
a.
Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan
anggota dari kelompok komando atau kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung
untuk mencapai sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung
dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi manajemen untuk
mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang mengumpulkan uang
persen mereka merupakan contoh dari kelompok kepentingan. Perlu diketahui juga
tujuan kelompok semacam itu tidak berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi
tujuan itu bersifat khusus bagi tiap – tiap kelompok.
b. Kelompok
Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para
anggotanya mempunyai sesuatu kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau
latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi
dan komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.
Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera
menjadi jelas bahwa mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering
bersamaan. Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikasi kelompok yang
luar: kelompok formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya
adalah bahwa kelompok formal (kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh
organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan kelompok
informal (kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah penting untuk
keperluan mereka sendiri (artinya, mereka memenuhi kebutuhan pokok akan
berkelompok).
C.
Tahap-tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan berstandar dalam
evolusi mereka. Urutan ini dapat daisebut sebagai model lima tahap perkembangan
kelompok. Meskipun riset mengindikasikan bahwa tidak semua kelompok mengikuti
pola ini, model tersebut adalah sebuah kerangka yang berguna untuk memahami
perkembangan kelompok.
Model lima tahap perkembangan kelompok (five-stage group –development model) menyebutkan karakteristik
perkembangan kelompok dalam lima tahap yang berbeda: pembentukan, timbulnya
konflik, normalisasi, hasil berupa kinerja, dan pembubaran.
1.
Tahap Pembentukan (forming)
Memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan,
struktur, dan kepemimpinan kelompok tersebut. Para anggotanya “menguji
kedalaman air” untuk menentukan jenis-jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap
ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian
dari kelompok.
2.
Tahap Timbulanya Konflik (storming stage)
Yaitu satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya
menerima keberadaan kelompok tersebut tetapi terdapat penolakan terhadap
batasan-batasan yang diterima kelompok tersebut terhadap setiap individu. Lebih
jauh lagi, terdapat konflik atas siapa yang akan mengenalikan kelompok
tersebut. Ketika tahap ini selesai terdapat sebuah hierarki yang relatif jelas
atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
3.
Tahap Normalisasi (norming stage)
Yaitu tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan
kelompok tersebut menunjukan kekohesifan. Terdapat sebuah rasa yang kuat akan
identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok
tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi
umum definisi yang benar atas perilaku anggota.
4.
Tahap Berkinerja (performing)
Yaitu tahap ketika kelompok tersebut sepenuhnya fungsional
dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dan saling mengenal dan memahami
menjadi mengerjakan tugas yang ada.
5.
Tahap Pembubaran (adjourning stage)
Yaitu tahap terakhir dalam perkembangan kelompok untuk
kelompok-kelompok sementara, dikarakteristikan oleh perhatian untuk
menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan tugas.
Kelompok-kelompok sementara dengan tenggat waktu tampaknya
tidak mengikuti model sebelumnya. Model yang
mereka pakai ialah Model
Ekuilibrium tersebar (punctuated-equilibrium
model), yang merupakan transisi
kelompok-kelompok sementera yang melalui antara inersia dengan aktivitas. Berbagai
penelitian mengindikasikan bahwa mereka memiliki urusan tindakan (atau tidak
bertindak) mereka sendiri yang unik, antara lain:
1.
Pertemuan pertama mereka menentukan arah kelompok tersebut
2. Fase pertama dari aktifitas kelompok ini adalah inersia
(ketidakaktifan)
3. Sebuah transisi terjadi pada akhir fase pertama ini, tepat
ketika kelompok tersebut menggunakan setengah dari waktu yang dimilikinya
4.
Sebuah transisi yang mencetuskan perubahan besar
5.
Sebuah fase kedua inersia mengikuti transisi oleh akselerasi
aktivitas yang sangat mencolok
Pertemuan terakhir
kelompok tersebut dikarakteristikan oleh akselerasi aktivitas yang sangat
mencolok.
D.
Peran, Norma, Status, Ukuran dan Kekohesifan dalam Kelompok
1. Peran
Istilah ini dimaksudkan sebagai
serangkaian pola perilaku yang dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati
sebuah posisi tertentu dalam sebuah unit sosial. Pemahaman atas perilaku peran
akan secara dramatis disederhanakan jika masing-masing dari kita memilih
satuperan dan memainkannya secara teratur dan konsisten. Sayangnya, kita
diharuskan memainkan sejumlah ragam peran, baik dalam pekerjaan maupun di luar
pekerjaan kita.
2. Norma
Norma adalah standar-standar perilaku yang dapat
diterima dalam sebuah kelompok yang dianut oleh para anggota kelompok. Norma
memberi tahu apa yang harus dan tidak harus dilakukan di bawah keadaan-keadaan
tertentu. Dari sudur seorang individu, norma-norma tersebut memberi tahu apa
yang diharapkan dari seorang Anda dalam situasi-situasi tertentu. Ketika
disetujui dan diterima oleh kelompok, norma berlaku sebagai cara untuk
memengaruhi perlaku dari anggota kelompok dengan kontrol eksternal yang
minimum. Norma berbeda antar kelompok, komunitas, dan masyarakat, tetapi
mereka semua memilikinya.
3. Status
Status adalah sebuah posisi atau pangkat yang
didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota
kelompok oleh orang lain-meresap dalam setiap masyarakat. Meskipun telah
ada banyak usaha, kita hanya mendapat sedikit kemajuan menuju sebuah masyarakat
tanpa kelas. Bahkan kelompok yang paling kecil akan mengembangkan peran-peran,
hak-hak, dan ritual-ritual untuk membedakan para anggotanya. Status adalah
faktor penting dalam memahami perilaku manusia karena hal ini adalah sebuah
motivator signifikan dan memiliki kensekuensi-konsekuensi perilaku besar ketika
individu-individu menerima perbedaan antara apa yang mereka percaya sebagai
status dna apa yang dirasakan oleh orang lain.
4. Ukuran
Apakah ukuran dari sebuah kelompok memengaruhi
perilaku kelompok secara keseluruhan? Jawaban atas pertanyaan ini pastinya
adalah Ya, tetapi pengaruhnya bergantung pada variabel yang Anda lihat. Sebagai
contoh, bukti yang ada mengindikasikan bahwa kelompok yang lebih kecil lebih
cepat dalam menyelesaikan tugas daripada kelompok yang lebih besar, dan bahwa
individu-individu berkinerja lebih baik dalam kelompok yang lebih kecil.
Tetapi, jika kelompok tersebut terlibat dalam pemecahan masalah, kelompok besar
secara konsisten mendapat nilai yang lebih baik dibandingkan yang lebih kecil.
Salah satu penemuan paling penting yang berhubungan
dengan ukuran sebuah kelompok telah diberi label kemalasan sosial (social
loafing). Kemalasan sosial adalah sebuah kecenderungan para individu
untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif
daripada ketika bekerja secara individual. Hal tersebut secara langsung
bertentangan dengan logika bahwa produktivitas dari sebuah kelompok sebagai
keseluruhan setidaknya harus seimbang dengan jumlah produktivitas setiap
individu dalam kelompok tersebut.
5. Kekohesifan
Kelompok-kelompok berbeda dalam kekohesifan mereka,
yaitu, tingkat di mana para anggotanya saling tertarik dan termotivasi untuk
tinggal dalam kelompok tersebut. Misalnya, beberapa kelompok kerja
menjadi kohesif karena para anggotanya telah menghabiskan banyak waktu
bersama, atau ukuran kelompok yang kecil memfasilitasi adanya interaksi yang
tinggi, atau kelompok tersebut telah mengalami ancaman-ancaman eksternal yang
menjadikan mereka lebih dekat. Kekohesifan penting karena berhubungan dengan
produktivitas kelompok.
Berbagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa
hubungan kekohesifan dan produktivitas bergantung pada norma-norma terkait
kinerja yang ditetapkan oleh kelompok. Jika norma-norma terkait kinerja tinggi,
kelompok kohesif akan lebih produktif dibandingkan dengan kelompok yang kurang
kohesif. Namun jika kekohesifan tinggi dan norma kinerja rendah, produktivitas
akan rendah. Jika kekohesifan rendah dan norma kinerja tinggi, produktivitas
meningkat, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan pada situasi kekohesifan
tinggi/norma tinggi.
E.
Pengambilan Keputusan Kelompok
1.
Pengertian
keputusan
Pengambilan keputusan sering
dijelaskan sebagai tindakan memilih di antara beberapa kemungkinan. Pengambilan
keputusan adalah suatu proses lebih pelik dari sekedar memilih di antara
beberapa kemungkinan.
Banyak perdebatan muncul saat
menentukan efektivitas pengambilan keputusan secara individu atau kelompok.
Secara kelompok biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai keputusan,
tetapi dengan pengambilan keputusan kelompok dapat mengikut-sertakan spesialis
dan ahli akan menguntungkan karena interaksi di antara mereka akan menghasilkan
keputusan yang lebih baik. Pada kenyataannya, banyak para peneliti menyatakan
bahwa keputusan konsensus dengan lima atau lebih peserta akan lebih baik,
karena akan mendapatkan pengumpulan suara terbanyak dan keputusan memimpin
kelompok.
Keputusan tertentu tampaknya memang
menjadi lebih baik jika dibuat oleh kelompok, seperri Keputusan tidak
terprogram lebih cocok jika dibuat oleh kelompok.
2. Hal yang harus di perhatikan proses kelompok
dalam membuat keputusan tak terprogram
Hal-hal berikut ini berhubungan
dengan proses kelompok saat membuat keputusan tak terprogram, yaitu:
a. Penetapan
tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan
individu sebab kelompok memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan
individu.
b. Identifikasi
alternatif: usaha
individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan merangsang pencarian lebih
luas diberbagai area fungsional di organisasi.
c. Evaluasi
alternatif: pertimbangan
kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut pandang lebih unggul dibanding
individu.
d. Memilih
alternatif: interaksi
kelompok dan pencapaian konsensus biasanya menghasilkan penerimaan resiko lebih
besar dibanding individu. Keputusan kelompok juga biasanya lebih dapat diterima
sebagai hasil dari partisipasi bersama.
e. Implementasi
keputusan: dibuat oleh
kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya dilakukan oleh seorang saja manajer.
Individu bertanggungjawab untuk implementasi keputusan kelompok.
3.
Teknik
pengambilan keputusan kelompok
Dalam pengabilan suatu keputusan,
terdapat suatu teknik yang digunakan. Teknik tersebut antara lain:
a. Kelompok interaktif, yaitu anggota
berinteraksi secara langsung dengan anggota lain.
b. Kelompok nominal , yaitu membatasi
komunikasi antar pribadi selama proses pengambilan keputusan , karena
masing-masing individu mengemban tugas secara independen.
4.
Bentuk
teknik pengambilan keputusan kelompok
Terdapat
3 bentuk teknik dalam pengambilan keputusan kelompok, antara lain:
a. Teknik Pengambilan Keputusan
Kelompok Delphi, umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan
yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk
kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat. Pengambil
keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi
peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut
ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi
atau tidak.
b. Teknik
Pengambilan Keputusan Kelompok Nominal, adalah rapat kelompok yang terstruktur terdiri dari
7-10 individu duduk berkumpul tetapi tidak berbicara satu sama lainnya. Setiap
orang menulis gagasannya di selembar kertas. Setelah 5 menit, dilakukan saling
tukar pikiran yang terstruktur. Setiap orang mengajukan satu gagasan. Seseorang
yang ditunjuk sebagai notulen mencatat seluruh gagasan itu di kertas di depan
seluruh anggota kelompok.
c. Teknik Pengambilan Keputusan dengan
Pertemuan Elektronik, Pendekatan yang terbaru untuk pengambilan keputusan
kelompok adalah mencampurkan teknik kelompok nominal dengan teknologi komputer
canggih. Bentuk ini disebut dengan pertemuan elektronik (electronic meeting).
Jika tehnologi sudah dipakai, konsepnya sederhana saja. Sampai dengan lima
puluh orang duduk mengelilingi meja berbentuk U (tapal kuda) yang disana hanya
ada seperangkat terminal komputer. Masalah dipresentasikan kepada para peseta
pertemuan dan meraka mengetik tanggapan mereka ke layar komputer. Komentar
individu, serta jumlah suara diperlihatkan di layar proyeksi di ruangan
tersebut.
5.
Kelebihan
pengambilan keputusan kelompok
Menurut Mansoer (1989:69) ada
beberapa kelebihan keputusan kelompok dibandingkan dengan keputusan individual,
antara lain:
a. Informasi yang lengkap lebih mungkin
diadakan. Dalam kelompok terhimpun banyak pengalaman dan pandangan daripada
seorang.
b. Banyak alternatif yang muncul,
karena kelompok mempunyai informasi banyak dalam jumlah dan ragamnya dan dapat
mengidentifikasi lebih banyak kemungkinan. Lebih-lebih lagi kelompok itu
terdiri atas berbagai keahlian dan latar belakang pengalaman.
c. Keputusan kelompok lebih berterima.
Hal ini disebabkan karena keputusan kelompok lebih menelaah banyak pandangan
dan pendapat, sehingga keputusannya lebih besar kemungkinan mendapat
persetujuan lebih dari banyak orang.
d. Meningkatkan kesempatan
terlaksananya hak orang banyak. Keputusan kelompok lebih sesuai dengan hak
demokrasi. Mengingat banyak kesempatan oleh manajer untuk mengambil keputusan
sendiri, maka mengambil kebijaksanaan untuk memberi kesempatan kepada orang
lain yang ahli untuk turut mengambil kebagian dalam pengambilan keputusan,
adalah merupakan upaya meningkatkan legistimasi orang lain.
6.
Kekurangan
pengambilan keputusan kelompok
Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan
secara kelompok juga tidak lepas dari beberapa kelemahan, di antaranya adalah:
a. Memakan
waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari
hasil diskusi yang panjang, banyak waktu dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan
pengambilan keputusan sendiri oleh manajer bisa diambil dalam waktu singkat,
tepat pada saat masalahnya timbul.
b. Dominasi
minoritas. Tidak mungkin
dalam satu kelompokterwakili semua kepentingan dalam organissi dan seringkali
hanya terdiri atas segelintir orang saja. Kesempatan ini oleh para anggota
kelompok sering digunakan untuk memenangkan kepentingan orang-orangtertentu
dalam organisasinya yang sengaja atau tidak sengaja diwakilinya. Ada
kecenderungan dia mendominasi kepentingan orang terbanyak.
c. Tekanan
untuk menyesuaikan.
Dalam kelompok ada saja golongan yang mempunyai pengaruh dan menekan kelompok
untuk menyesuaikan diri dengan kehendaknya.
d. Tanggungjawab
tersamar. Pada keputusan individual jelas
siapa yang bertanggungjawab, tapi pada keputusan kelompok dari mereka (para
anggota) tidak bisa dimintai pertanggungjawaban perorangan. Tanggung jawab
perorangan luluh dalam tanggungjawab bersama.
7.
Perbandingan
pengambilan keputusan individu dan kelompok
Apabila dilihat keefektifan dan
efisiensi antar pengambilan keputusan kelompok atau individu, maka hal
tergantung kepada kriteria apa yang dipakai sebagai ukuran efektif. Bila diukur
dengan derajat akurasi, barangkali keputusan kelompok lebih akurat. Fakta
membuktikan keputusan kelompok lebih baik daripada keputusan individu. Tetapi
tidak berarti bahwa secara bersama kelompok lebih bermutu dari perseorangan.
Bila dimaksud dengan efektif adalah ukuran kecepatan maka keputusan individual
jadi lebih efektif. Kalau kreativitas yang jadi ukuran keefektifan maka
keputusan kelompok adalah lebih efektif. Ukuran keefektifan lain, mungkin
dukungan persetujuan, maka keputusan kelompok jadi lebih efektif. Dalam kerja
kelompok pengambil keputusan, telah teruji bahwa jumlah anggota 5 sampai 7
orang adalah produktif dan efektif. Efektif tentu diacu juga dengan
efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan
keputusan individual, bila diukur dari waktuyang dipakai untuk mengambil
keputusan. Pengambilan keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung
kepada aspek yang mana yang dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.
Sumber:
Robbins, Stephen P.dan Judge, Timothy A.
2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12.
Diterjemahkan oleh: Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat.
Matirah. 2015. Perilaku Organisasi Dasar - Dasar. [Online]. Tersedia:
http://matirah. blogspot.co.id/2015/04/perilaku-organisasi-dasar-dasar.html. [18
September 2015].
Mutiara, Noor. 2013. Pengambilan
Keputusan Kelompok. [Online]. Tersedia:
http://noormutia.blogspot.co.id/2013/07/pengambilan-keputusan-kelompok.html. [3 Oktober 2015].
Sapari, Tomi. 2013. Definisi
Kelompok Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:
http://tomisapari.blogspot.co.id/2013/03/definisi-kelompok-menurut-para-ahli.html.
[18 September 2015].
mantep blognya mba
ReplyDeleteCASINO GAMES (NEW) - Mapyro
ReplyDeleteCasino 제주 출장안마 Game Description. The Casino 전라남도 출장마사지 Hotel is located on 경기도 출장샵 Route 2 and is owned by Station Casinos Corporation of 양주 출장안마 the Ohio River in Cleveland, OH. The 남원 출장안마 casino also offers a selection of